Selama ini impotensi alias disfungsi ereksi diobati dengan menggunakan Viagra. Baru-baru ini ilmuwan sedang mengembangkan obat baru yaitu berupa gas kentut untuk mengobati impotensi.
Para peneliti tengah mengembangkan hidrogen sulfida (H2S) alias kentut, yang bisa membantu pria dengan disfungsi ereksi, bahkan mungkin terbukti sebagai alternatif untuk obat impotensi populer seperti Viagra.
Penelitian telah menunjukkan bahwa gas yang diproduksi secara alami dalam jumlah kecil dalam tubuh, dapat membantu meningkatkan aliran darah ke penis.
Dalam sebuah laporan baru yang dipublikasikan dalam Jurnal Sexual Medicine, peneliti di University Hospital of Singapore telah menganalisis hasil dari lebih dari 30 studi dan mengatakan bahwa gas kentut bisa memiliki efek jangka pendek menguntungkan, mirip dengan Viagra, dan juga efek jangka panjang, seperti dilansir Dailymail, Rabu (11/5/2011).
Studi tentang hidrogen sulfida atau senyawa yang membuat kentut berbau seperti telur busuk dan merupakan produk sampingan dari metabolisme, menunjukkan sejumlah efek biologis dan terlibat dalam peradangan, penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan diabetes.
Penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa suntikan hidrogen sulfida membuka pembuluh darah dan meningkatkan ereksi, dan sebuah studi di Naples University telah menunjukkan efek yang sama dalam jaringan manusia.
Para peneliti mengatakan gas ini menghasilkan efek yang sama seperti Viagra, tetapi melalui mekanisme yang berbeda.
Karena hidrogen sulfida bekerja melalui jalur alternatif dalam tubuh dari yang digunakan oleh Viagra, peneliti berpikir itu bisa bekerja pada pria yang gagal untuk merespons obat populer seperti Viagra.
Diperkirakan setengah dari pria di dunia usia antara 40 hingga 70 tahun akan memiliki beberapa tingkat disfungsi ereksi. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya disfungsi ereksi, seperti kecemasan dan depresi, diabetes dan tekanan darah tinggi.
Dalam banyak kasus, hal ini juga bisa menjadi tanda peringatan awal tersumbatnya pembuluh darah dan arteri dengan kolesterol. Pembuluh darah di penis yang jauh lebih kecil daripada di tempat lain dalam tubuh, sehingga ini sering menjadi tanda awal penyakit pembuluh darah.
Obat yang disebut phosphodiesterase-5 inhibitor, yang meliputi Viagra dan Cialis, telah merevolusi pengobatan disfungsi ereksi dan sekarang merupakan jenis yang paling banyak digunakan.
Obat-obatan ini bekerja dengan merangsang produksi oksida nitrat, yang memperlebar pembuluh darah di dalam jaringan penis dan melemaskan otot-otot. Hal ini memungkinkan darah mengalir ke kavernosum, dua kamar yang menjalankan panjang penis.
Tapi meskipun efektif, obat ini tidak bekerja untuk semua orang dan ada potensi efek samping seperti sakit kepala dan gangguan penglihatan.
Selain itu, penggunaannya dapat menjadi masalah pada pria dengan penyakit jantung atau yang memakai obat lain.
No comments:
Post a Comment