Proyek yang sedang dikerjakan profesor Alex Seifalian ini agaknya akan menjadi permulaan industri kesehatan yang baru. Teknik ini sebenanrnya belum disetujui di Amerika Serikat, namun laboratorium Seifalian di London sudah mendapatkan pesanan pembuatan bagian-bagian tubuh manusia dari negara-negara lain di seluruh dunia.
Seifalian menjelaskan bahwa teknik pembuatan organ pengganti (suku cadang) ini dibantu dengan bahan plastik khusus yang dapat menyesuaikan dengan permukaan transplantasi.
Pada bulan Juni 2011, satu operasi transplantasi tenggorokan buatan berhasil diselesaikan di rumah sakit Stockholm, Swedia. Penerima organ tersebut bernama Andemariam Teklesenbet Beyene dari Eritrea yang sebelumnya telah didiagnosis kanker tenggorokan. Sekarang ia sudah pulih.
Teknik ini dilakukan dengan cara membuat suatu tiruan bagian tubuh yang sakit kemudian memberinya lapisan polimer jenis baru yang dikembangkan di laboratorium.
Seifalain menjelaskan bahwa bahan tersebut merupakan plastik jenis khusus yang memiliki pori-pori mikroskopis, di mana sel induk yang diambil dari pasien dapat menempel dan tumbuh.
Bahan kimia dalam medium pertumbuhan menentukan akankah sel induk dapat tumbuh menjadi jenis yang dibutuhkan jaringan.
"Jadi pada dasarnya, pasien diberi rangka, semacam pondasi atau bentuk di mana sel-sel pasien sendiri menumbuhkan kembali bagian tubuh yang sakit. Sel-sel tubuh membentuk dengan sendirinya dan menjadi bagian tubuh pasien," kata Seifalian seperti dilansir CBSNews, Minggu (30/10/2011).
Karena berasal dari sel-sel tubuh pasien sendiri, organ baru ini tidak akan ditolak oleh sistem kekebalan tubuh seperti halnya masalah yang umum ditemui pada transplantasi.
"Tenggorokan hanyalah permulaan. Transplantasi jantung buatan masih mungkin dilakukan, tetapi organ yang lebih kompleks seperti paru-paru dan otak lebih rumit untuk dibuat," jelas Seifalian.
Laboratorium Seifalian ini sudah menumbuhkan pembuluh darah untuk digunakan dalam operasi bypass jantung. Tapi Seifalian enggan jika karyanya disamakan dengan karakter fiksi dalam buku Mary Shelley, 'Frankenstein'.
"Kami tidak membuat manusia. Kami hanya membuat suku cadang, suku cadang manusia. Sederhana saja," pungkasnya.
Pada bulan Juni 2011, satu operasi transplantasi tenggorokan buatan berhasil diselesaikan di rumah sakit Stockholm, Swedia. Penerima organ tersebut bernama Andemariam Teklesenbet Beyene dari Eritrea yang sebelumnya telah didiagnosis kanker tenggorokan. Sekarang ia sudah pulih.
Teknik ini dilakukan dengan cara membuat suatu tiruan bagian tubuh yang sakit kemudian memberinya lapisan polimer jenis baru yang dikembangkan di laboratorium.
Seifalain menjelaskan bahwa bahan tersebut merupakan plastik jenis khusus yang memiliki pori-pori mikroskopis, di mana sel induk yang diambil dari pasien dapat menempel dan tumbuh.
Bahan kimia dalam medium pertumbuhan menentukan akankah sel induk dapat tumbuh menjadi jenis yang dibutuhkan jaringan.
"Jadi pada dasarnya, pasien diberi rangka, semacam pondasi atau bentuk di mana sel-sel pasien sendiri menumbuhkan kembali bagian tubuh yang sakit. Sel-sel tubuh membentuk dengan sendirinya dan menjadi bagian tubuh pasien," kata Seifalian seperti dilansir CBSNews, Minggu (30/10/2011).
Karena berasal dari sel-sel tubuh pasien sendiri, organ baru ini tidak akan ditolak oleh sistem kekebalan tubuh seperti halnya masalah yang umum ditemui pada transplantasi.
"Tenggorokan hanyalah permulaan. Transplantasi jantung buatan masih mungkin dilakukan, tetapi organ yang lebih kompleks seperti paru-paru dan otak lebih rumit untuk dibuat," jelas Seifalian.
Laboratorium Seifalian ini sudah menumbuhkan pembuluh darah untuk digunakan dalam operasi bypass jantung. Tapi Seifalian enggan jika karyanya disamakan dengan karakter fiksi dalam buku Mary Shelley, 'Frankenstein'.
"Kami tidak membuat manusia. Kami hanya membuat suku cadang, suku cadang manusia. Sederhana saja," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment