Menstruasi yang banyak dan lama dapat menyebabkan seorang wanita mengalami kekurangan zat besi. Jika tidak diatasi sebelum kehamilan, anemia dapat menyebabkan risiko perdarahan saat persalinan, dan bayi yang dilahirkan juga menderita anemia.
Anemia adalah istilah kondisi di mana kadar hemoglobin (hb) darah yang rendah atau kurang dari normal akibat kekurangan zat besi.
Hemoglobin terdapat pada sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh organ tubuh. Karena itu, bila seseorang mengalami anemia akan mengeluh lemah (fatique) karena oksigen yang seharusnya masuk ke jaringan dan organ tubuh berkurang.
Salah satu upaya untuk meningkatkan cadangan besi yang hilang saat menstruasi adalah pengaturan gizi. "Sesudah menstruasi sangat disarankan untuk mengasup makanan yang kaya akan besi atau menambahkan suplemen zat besi," kata Prof. Dr. Djajadiman Gatot, Sp.A, satgas anemia defisiensi besi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia di Jakarta, Rabu (3/1/2012).
Gejala anemia ringan antara lain rasa lesu dan lekas lelah. Pada anemia yang lebih berat adakalanya timbul sesak napas dan denyut jantung meningkat sehingga penderita merasa berdebar-debar.
Wanita di usia reproduksi wajib memperhatikan cadangan besi dalam tubuhnya. "Jangan sampai saat hamil anemia karena saat lahir bayi mendapatkan cadangan besi dari tubuh ibunya. Cadangan ini harus cukup sampai bayi berusia 6 bulan. Anemia pada bayi akan menyebabkan kecerdasan anak rendah," kata prof.Djaja.
Kekurangan besi sejak dalam kandungan sampai usia 2 tahun akan mengganggu perkembangan cabang-cabang dan sambungan (sinaps) antar sel-sel otak. Kekurangan besi juga menghambat pembentukan zat neurotransmiter yang penting untuk pengendalian emosi, pemusatan perhatian dam perilaku anak.
No comments:
Post a Comment