Tuesday, 2 October 2012

Beragam Teori dan Praktik Pengobatan dengan Terapi Musik



Menurut Prof Nil Sari, masyarakat Turki pra-Islam meyakini bahwa kosmos diciptakan oleh Sang Pencipta dengan kata ''ku'' / ''kok'' (suara). Mereka meyakini bahwa awal terbentuknya kosmos berasal dari suara. Menurut kepercayaan Islam, seperti yang tertulis dalam Alquran, Allah SWT adalah Pencipta langit dan bumi. 

''...Dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: 'Jadilah'. Lalu jadilah ia.'' (QS: al-baqarah:117).

Setelah Islam bersemi di Turki, masyarakat negeri itu, masih tetap meyakini kekuatan suara. Inilah yang membuat peradaban Islam di era Turki Usmani menyakini bahwa musik dapat menjadi sebuah alat terapi yang dapat menyeimbangkan antara badan, pikiran dan emosi sehingga terbentuk sebuah harmoni pada diri seseorang.

Prof Nil Sari mengungkapkan, para ahli terapi musik di zaman Ottoman menyakini bahwa pasien yang menderita penyakit tertentu atau emosi seseorang dengan temperamen tertentu dipengaruhi oleh ragam musik tertentu. ''Para ahli musik di era Turki Usmani menyatakan, makam (tipe melodi) tertentu memiliki kegunaan pengibatan tertentu juga,'' papar Prof Nil Sari.

Ada sekitar 80 ragam tipe melodi yang berkembang di masyarakat Turki Usmani. Sebanyak 12 di antaranya bisa digunakan sebagai alat terapi. Menurut Prof Nil Sari, dari teks-teks tua dapat disimpulkan bawa jenis musik tertentu dapat mengobati penyakit tetentu atau perasaan tertentu.

Pada era kejayaan Kesultanan Turki Usmani, terapi musik biasanya digunakan untuk beberapa tujuan, seperti; pengobatan kesehatan mental; perawatan penyakit organik, perbaikan harmoni seseorang yakni menyeimbangkan kesehatan antara badan, pikiran dan emosi. Musik juga diyakini mampu menyebabkan seseorang tertidur, sedih, bahagia dan bisa pula memacu intelijensia.

Prof Nil Sari mengungkapkan, para ilmuwan di era Turki Usmani meyakini bahwa musik memiliki kekuatan dalam proses alam. Musik dapat berfungsi meningkatkan mood dan emosi secara keseluruhan. Uniknya, para ilmuwan di era Ottoman sudah mampu menetapkan jenis musik tertentu untuk penyekit tertentu. Misalnya, jenis musik huseyni dapat mengobati demam. Sedangkan, jenis musik zengule dan irak untuk mengobati meningitis.

Masyarakat Barat baru mengenal terapi musik pada abad ke-17 M. Adalah Robert Burton lewat karya klasiknya berjudul The Anatomy of Melancholy yang mengembangkan terapi musik di Barat. Menurut Burton, musik dan menari dapat menyembuhkan sakit jiwa, khususnya melankolia.

Malah, masyarakat Amerika Serikat (AS) baru mengenal terapi musik sekitar 1944. Pada saat itu, Michigan State University membuka program sarjana teapi musik. Sejak 1998, di Amerika telah berdiri The American Music Therapy Association (AMTA). Organisasi ini merupakan gabungan dari National Association for Music Therapy (NAMT, berdiri tahun 1950) dan the American Association for Music Therapy (AAMT, berdiri 1971). 

Terapi musik merupakan salah satu kontribusi peradaban Islam dalam dunia kesehatan dan kedokteran. Di era modern ini, musik tetap menjadi salah satu alat untuk menyembuhkan penyakit tertentu. Terapi musik menjadi salah satu bukti pencapaian para ilmuwan Muslim di era keemasan. 

Rumah Sakit Memorial Istanbul
Dokter-dokter di Rumah Sakit Memorial Istanbul percaya kalau musik Makam bisa memiliki efek psikologis dan fisik yang positif bagi para pasiennya. Dr. Eroll Can, salah satu dokternya, menemukan bahwa mendengarkan musik secara langsung memberikan efek signifikan bagi pasien dibandingkan dengan mendengarkan melalui kaset tape saat dulu masih bekerja di Sofia, Bulgaria sebelum pindah ke Turki pada tahun 1996. 


Dr. Eroll Can, bersama dengan Prof. Bingur Sonmez dan Mehmet Susam merupakan ahli alat musik tradisional seperti ney (suling Turki), yayli tan bur (biola Ottoman), dan gitar.

Menyembuhkan pasien dengan musik tidaklah semudah yang dibayangkan, karena musik Makam memiliki efek yang berbeda pada tiap pasien. Sonmez mengatakan kalau ada musik Makam yang menenangkan, tapi ada juga musik Makam yang tidak menenangkan. 

Musik Makam Rast bisa memiliki efek pada pasien yang menderita anoreksia, sedangkan musik Makam Hicaz bisa memiliki efek pada pasien yang sedang diet. Sebuah restoran yang memainkan musik Makam Hicaz mungkin akan bangkrut karena membuat pengunjungnya tidak nafsu makan.

Para dokter di sana juga mengklarifikasi, kalau metode menggunakan musik ini hanya sebagai pelengkap saja, bukan metode utama. Mendengarkan musik selama 10 menit bisa menurunkan detak jantung dan tekanan darah dibandingkan dengan menggunakan obat tambahan.

No comments: